Feeds RSS
Feeds RSS

Jumat, 30 Juli 2010

LUBANG BIRU

Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Lubang biru raksasa di Ambergris Caye, Belize.

Lubang biru adalah gua bawah air. Mereka juga disebut gua vertikal. Ada banyak lubang biru berbeda yang terletak di seluruh dunia, seperti di Bahama dan di Belize.

lubang biru adalah biasanya berbentuk lingkaran, berdinding curam, dan dinamai dari warna birunya yang lebih tua dari perairan sekitarnya karena lebih dangkal. Sirkulasi air lubang biru yang kurang sehingga miskin oksigen, dan umumnya anoksik ada di kedalaman tertentu sehingga tidak dapat mendukung kehidupan, kecuali sejumlah besar bakteri.

Lubang biru terdalam di dunia sedalam 202 meter (663 kaki) yaitu Dean's Blue Hole, yang terletak di bay west di Clarence Town di Long Island, Bahama.
»»  READMORE...

Kamis, 29 Juli 2010

DAPAT HADIAH, TAPI DIHUKUM

Li Hung yang tampan adalah ajudan Raja Ming. Raja ini memerintah sebuah kerajaan kecil yang damai. Raja Ming memiliki seorang putri cantik bernama Mei Mei. Suatu ketika, datanglah rombongan dari kerajaan besar yang diperintah Raja Chao.
Raja Ming menyambut tamunya dan mengadakan pesta meriah. Setelah makan dan minum seorang kakek utusan Raja Chao berkata,
"Raja kami telah mendengar berita kecantikan dan kebaikkan Putri Mei Mei. Raja ingin meminang Putri untuk menjadi istri putranya, Pangeran Huang."
Raja Ming sangat terkejut. Pangeran Huang terkenal suka foya-foya, walaupun adiknya, Putri Mei Hoa, cantik dan baik budi…
"Kami berterimakasih atas berita baik itu. Kami akan memikirkannya dan segera mengirim utusan ke negeri anda!" jawab Raja Ming.
Rombongan dari kerajaan Chao setuju. Mereka lalu pamit pulang. Raja Ming lalu berdiskusi dengan permaisurinya.
"Putriku harus menikah dengan pria baik-baik!" kata Raja Ming
"Kalau pinangan Raja Chao ditolak, apa kita tidak akan celaka? Kerajaan kita sangat kecil dibandingkan Kerajaan Chao!" jawab Permasuri cemas.
Akhirnya Raja Ming mengambil keputusan untuk menolak pinangan itu dengan cara halus. Ia menyiapkan sebuah pot bunga yang indah dari pualam. Lalu mengisinya dengan tanah dan menaruh beberapa tangkai bunga rumput. Raja menyuruh Li Hung menyampaikannya pada Raja Chao.
"Katakan bahwa kami tidak berani menerima kehormatan tersebut. Karena Putri Mei Mei bagaikan bunga rumput yang tak ada harganya. Sedangkan Pangeran Huang adalah Putra Mahkota kerajaan besar dan jaya bagaikan pot bunga pualam!" demikian pesan sang Raja Ming.
Maka Li Hung sang ajudan lalu berangkat. Ia membawa pot itu dengan hati-hati. Pesan sang Raja diingatnya baik-baik. Namun pikiran dan perasannya tidak bisa menerima. Yang benar saja, kata Li Hung dalam hati. Justru Pangeran Huang yang tak pantas bersanding dengan Putri Mei Mei. Sebab Putri Mei Mei cantik dan baik, sedangkan Pangeran Huang suka berfoya-foya. Semakin dekat ke Kerajaan Chao, perasaan Li Hung semakin tidak nyaman.
Akhirnya di mengambil suatu keputusan nekad. Ia menukar pot bunga yang dibawanya dengan pot bunga dari tanah liat. Lalu mengisinya dengan kotoran sapi dan setangkai mawar merah yang segar dan indah.
Ketika menghadap Raja Chao, ia mempersembahkan pot itu. Raja Chao mengerutkan dahi dan bertanya," Apa maksud Raja Ming?"
"Baginda, Raja Ming mengatakan bahwa putrinya tidak layak menikah dengan Pangeran Huang. Sebab putrinya bagaikan bunga rumput yang tak ada harganya. Sementara Pangeran Huang bagaikan pot bunga pualam yang indah!" kata Li Hung sambil terus bersembah sujud.
"Haaaaah, aku tak mengerti. Ini pot berisi tanah liat kotoran sapi dan setangkai mawar yang indah!" kata Raja Chao. "Berarti putraku bagaikan kotoran sapi, bukan bagaikan pot bunga pualam!"
Li Hung tersenyum.
"Oooh, itu melambangkan suara rakyat, termasuk hamba sendiri. Hamba yang menukar pot bunga pualam dengan pot liat berisi kotoran sapi. Bunga rumput hamba tukar dengan bunga mawar yang indah!" kata Li Hung. "Tentunya Baginda sendiri tidak rela kalau putri Baginda menikah dengan orang yang sifatnya tidak baik!"
Raja Chao terdiam. Ajudan Raja Ming ini mengatakan hal yang benar. Pangeran Huang memang harus memperbaiki sifat-sifat buruknya.
"Tinggallah di sini semalam dan besok engkau boleh pulang dengan membawa suraku. Aku membatalkan pinangan tersebut!" kata Raja Chao.
Keesokkan harinya Li Hung pulang ke negerinya. Ia membawa sepucuk surat dan mendapat hadiah dari Raja Chao.
Li Hung sangat gembira. Setiba di istana ia menyampaikan surat itu pada Raja Ming. Isinya antara lain…. Aku menyadari sifat putraku yang buruk akibat ulah ajudanmu, Li Hung. Putraku memang tidak pantas menikah dengan Putri Mei Mei. Jadi kubatalkan pinangan itu. Namun, aku mohon agar ajudanmu yang lancang (menukar pot bunga dan bunganya) mendapatkan hukuman yang sesuai dengan hukum di negerimu…..
Raja Ming berkata, "Li Hung, kamu berjasa sehingga pinangan Raja Ming dibatalkan. Karena itu aku memberimu hadiah sekantung uang emas. Tapi, kau lancang. Karena hanya menjalankan sebagian perintahku. Kau lancang menukar pot dan bunga kirimanku. Karena itu, sesuai hukuman yang berlaku, kau harus dibuang ke gurun pasir!"
Li Hung terperajat. Namun ia menyadari kesalahannya.
Maka Li Hung pun pulang ke desanya dan memberikan uang emas ke ibunya. Ia memberitahu tentang hukuman yang harus dijalaninya. Ibunya menangis, tapi kemudian berkata, "Tuhan akan menolongmu, Nak. Mati dan hidup manusia ada di tangan Tuhan!"
Pada hari yang ditentukan, para prajurit membawa Li Hung ke padang gurun. Ia berjalan di pasir yang panas. Kulitnya terbakar dan ia sangat kehausan. Akhirnya Li Hung pingsan. Namun, ketika sadar, ia berada di kamar yang indah.
"Apa aku sudah mati? Di mana aku?" tanyanya.
"Kau ada di istana. Aku menyuruh pengawal-pengawalku menolongmu!" jawab Raja Ming.
"Terimakasih, Baginda sudah menyelamatkan nyawa hamba!" kata Li Hung.
"Kau akan kuangkat menjadi salah satu penasihatku. Tapi, ingat! Jangan lancang. Kalau punya gagasan bagus, rundingkan dulu sebelum ambil tindakan sendiri!" kata Raja Ming.
Li Hung pun menjadi penasihat Raja. Ia berkawan dengan Pangeran Huang dan menasihati Pangeran Huang agar mengubah sifat-sifat buruknya. Beberapa tahun kemudian, Pangeran Huang akhirnya menikah dengan Putri Mei Mei. Dan Li Hung menyunting Putri Mei Hoa.
»»  READMORE...

Petualangan Sebuah Mobil Tua

Di sebuah toko mobil, ada sebuah mobil tua. Sudah lama ia dipajang di sudut toko itu. Namun tak ada seorang pun yang mau membelinya. Dengan iri mobil tua itu memandangi mobil-mobil lain yang lewat di depan toko.
"Ah, andai aku bisa kesana-kemari seperti mereka. Aku akan pergi kemana aku suka. Walau di hari panas ataupun di saat salju turun," bisiknya dalam hati.
Sore itu saljupun turun. Mobil tua menggigil kedinginan. "Brrr… kalau terlalu lama di sini, aku bisa berkarat dan tidak bisa berjalan lagi. Bisa-bisa aku diseret ke tempat besi-besi tua, lalu dihancurkan," keluhnya sedih.
Malamnya, datanglah dua pencuri ke toko itu. Ketika melewati si mobil tua, salah satu pencuri berkata, "Kita curi saja mobil ini. Warnanya gelap. Jadi orang tidak mudah melihat kita."
Kedua pencuri menyenter mobil tua itu. Si mobil tua terkejut oleh cahaya terang lampu senter. "Ah, akhirnya aku bisa jalan-jalan juga, walaupun dengan pencuri," sorak mobil tua di dalam hati. Namun pencuri yang lain tidak setuju.
"Mobil ini terlalu tua. Pasti akan mogok di jalan. Kita curi mobil baru saja."
Mendengar perkataan pencuri itu, hilanglah harapan si mobil tua. Ia menangis tersedu-sedu. Tiba-tiba terdengar suara, "Siapa itu yang menangis?"
Mobil tua terkejut. Ia melihat ke sekelilingnya. Tapi tidak ada siapa-siapa.
"Ini aku! Murry si kucing. Kenapa kau menangis, mobil tua?"
"Hukhh… tidak ada seorangpun yang mau membeliku. Bahkan pencuri pun tidak mau mengambilku! Hukh... Aku ingin sekali jalan-jalan. Bensin di tangkiku penuh. Aku hanya butuh kunci yang tergantung di kantor. Oh… Murry, maukah kau mengambilkannya?"
"Baik, akan kucoba!" ujar Murry kucing sambil melirik. "Tapi kau harus janji! Kau harus membawaku pergi ke mana pun yang kumau!"
"Beres, beres," mobil tua kembali bersemangat.
Murry pun melompat ke arah jendela yang terbuka. Ia berhasil menjatuhkan kunci mobil tua itu. Betapa senangnya si mobil tua. "Sekarang, masukkan kunci itu ke lubangnya. Dan kita akan pergi kemana kau suka."
Murry melakukan yang diperintahkan mobil tua. Dan… Drung … drung … drung… Mesin mulai menyala. "Mobil tua, aku ingin ke hutan! Cepat antar aku!"
Murry melompat ke atas jok dan menyetir mobil. Saat itu malam sudah sangat gelap. Jadi tak ada seorang pun yang melihat ada kucing yang menyetir mobil.
Mereka lalu berhenti di tepi sebuah hutan. Murry kucing melompat keluar dan masuk ke dalam hutan untuk berburu tikus. Setelah perutnya kenyang, ia kembali dan melompat ke jok mobil untuk tidur.
Begitulah seterusnya. Setiap malam mobil tua mengantar Murry, kemana pun yang ia mau.. Murry akhirnya jadi pemalas. Ia tak mau berjalan dengan kakinya sendiri. Suatu ketika, si mobil tua tidak bisa berjalan.
"Maafkan aku, Murry. Sepertinya ada yang rusak di tubuhku. Aku harus pergi ke bengkel untuk diperbaiki."
"Apa?" Murry sangat marah. "Kau kan sudah berjanji untuk mengantar kemana pun yang aku mau. Sekarang, bagaimana caranya aku pulang? Salju sedang turun. Dan aku tidak mau kebasahan!"
"Tapi aku tidak bisa apa-apa lagi… ," mobil tua sangat sedih.
Dengan kesal, Murry meninggalkan si mobil tua sendirian di hutan.
"Uhukh, apa yang harus kulakukan sekarang…" mobil tua menangis lagi. Tapi tak ada seorang pun yang mendengarnya. Salju mulai turun dengan deras.
Tak lama kemudian, lewatlah Sinterklas dengan keledainya. "Hei, ada sebuah mobil!" serunya. "Hampir tak kelihatan, karena tubuhnya tertutup salju!" Sinterklas mendekati mobil tua itu. "Tidak ada siapa pun di dalamnya!"
Mendengar suara Sinterklas, mobil tua langsung menyapanya, "Sinterklas yang baik! Bisakah Anda memperbaiki saya? Kalau saya bisa berjalan lagi, akan saya antar kemana pun Anda pergi!"
"Baiklah," jawab Sinterklas. "Kaki keledaiku sudah mulai letih. Padahal hadiah-hadiah Natal yang harus kuantar masih banyak sekali." Sinterklas mengambil sebuah tongkat kecil dari saku mantelnya. Tiba-tiba terlihat sinar terang. Ting!
Ah, tiba-tiba muncul beberapa orang kerdil. Mereka tersenyum, mengangguk pada Sinterklas. "Apa yang harus kami lakukan?" tanya mereka.
"Tolong perbaiki mobil ini. Aku akan memakainya malam ini."
Orang-orang kerdil itu dengan cepat memperbaiki si mobil tua. Setelah itu, Sinterklas pun memakainya untuk mengantar hadiah-hadiah Natal. Beberapa saat kemudian, semua hadiah Natal telah diantar. Kini mobil tua harus berpisah dengan Sinterklas.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanya si mobil tua. "Apa aku harus kembali ke tempatku semula dan menjadi besi tua? Lihatlah! Warnaku sekarang sudah memudar. Siapa yang mau membeliku?"
"Hahaha, jangan khawatir, mobil tua. Sebagai tanda terimakasihku, aku akan membuatmu menjadi benda yang berarti." Sinterklas sekali lagi mengeluarkan tongkat ajaib dari saku mantelnya. Ting!
Kumpulan bintang-bintang mengelilingi si mobil tua. Ah! Ajaib! Si mobil tua mengecil… mengecil… sampai akhirnya hanya sebesar mobil mainan.
"Akan kuhadiahkan kau pada anak laki-laki yang baik di seberang jalan sana," seru Sinterklas. Mobil tua pun tersenyum puas.


by : whindy
»»  READMORE...
»»  READMORE...